Kuncup dandelion itu mekar
Menyeruakkan warna kuning kemenangan
Perlahan menjelma layaknya bunga
kapas yang lembut nan rapuh
Tergoyahkan oleh hembusan lembut
sang angin
Merampasnya dari singasana
kelopak induknya
Melayang bebas di alam raya bersama
ribuan bibit
Saling menyapa lewat semilir
angin yang menyatukan dalam titah Tuhan
Menanamkan cinta fitri hingga
lahir bibit-bibit baru nan suci
Menjelma menjadi lahan cantik
Melukiskan rona putih
Berpadu harmoni dalam rona dunia......
Mungkin apa yang telah terjadi dalam
kehidupan ini bagaikan dandelion yang baru saja menikmati indahnya berbunga,
namun harus tulus merelakan tiap bunganya terhempas, menari bersama angin hingga
menemukan hidup yang baru. Sedih, tidak! Mereka percaya pada Tuhannya,
merelakan tiap kesukaran untuk mengokohkan dan mempersiapkan diri menjemput
lembar kehidupan yang lebih indah.
Atau mungkin kehidupan ini
layaknya hujan dan pelangi, adakalahnya sedih melanda agar kita berhak
berpayung kebahagiaan.
Hem J nikmati saja tiap
proses kehidupan ini karena Dia tahu bagaimana cara men-dewasakan diri kita,
mengokohkan hati kita, menumbuhkan jiwa kita, mempersiapkan diri kita menjemput
takdir indahNya J
QS. Al-Hadid :
22-23
Setiap bencana
yang menimpamu di Bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semua tertulis dalam
kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu
mudah bagi Allah, agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu,
dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan
Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jazakumullah khoir atas kritik dan sarannya... ^^