Motisakti

Motisakti

Minggu, 28 Oktober 2012

Semangat Si Merah dan Si Singa

Judulnya sekilas kayak mencerminkan cerita dongeng.... Woy, bukan dongeng coy,,, ni cerita nyata... Temen-temen pasti pernah baca Sirah Nabawiyah kan? paling gak sekedar liat cover dan judul halaman.... ayo bagi yang belum membaca cepetan beli atau pinjem teman atau pinjem perpustakaan to buku... Ini buku memang bukan buku biasa,,, lebih dasyat,, dan menginspirasi kita untuk semangat menjalani liku perjuangan hidup. Oke saya gak kan bahas tentang sirah nabawiyah kok,, just promosi hehehe (sama aja ya...^^) Yap..yap... cukup berjuang membaca buku ini,, karena bagi orang yang memang gak doyan baca dengan buku 500 lembar lebih saya rasa cukup bikin KO termasuk saya... Oke jujur saja kaka ipar saya dan target sayalah yang membuat saya jadi semangat ngatamin mbaca buku ini (yang perlu dicatet sebenarnya saat ini baru nyampe 314 halaman loh hahaha lumayan masih kurang dari setengah halaman lagi selesai hosh hosh.... :D) Lanjut yak ke judul awal,, terus apaan pula tuh si merah dan si singa... yang saya maksud adalah Abu Dujanah dan Hamzah bin Abdul Muththalib.... Nah mereka salah dua dari sahabat nabi yang ikut berjuang dalam perang uhud....prok...prok...prok Salut saya dengan mereka.... Mencuplik dari sirah nabawiyah...Pada saat itu Rasulullah berseru "siapakah yang akan mengambil pedang ini menurut haknya?" dan terdapatlah beberapa orang yang maju ke hadapan beliau. Namun pedang itu belum diserahkan juga, hingga Abu Dujanah bertanya "Apakah haknya wahai Rasulullah?" lalu Rasulullah pun menjawab "Hendaklah engkau membabatkan pedang-pedang ini ke wajah-wajah musuh hingga bengkok." lantas dengan mantapnya Abu Dujanah berkata bahwa dia akan mengambil pedang tersebut dan memnuhi haknya. Usai itu Rasulullah pun memberikan pedangnya pada Abu Dujanah. Dan dengan mantapnya Abu Dujanah mengambil pedang tersebut dan mengenakan sorban merah, yang berarti bahwa dia siap berperang hingga mati. Berikut adalah perkataan kesungguhan Abu Dujanah.. "Aku yang berjanji kepada kekasih tercinta di bawah kakai bukit dekat pohon korma aku tidak boleh berdiri dibarisan belakang memukul dengan pedang Allah dan RasulNya..." Dan benarlah Abu Dujanah membuktikan perkataannya, dia akan membunuh setiap orang Quraisy yang berpapasan dengannya. Subhanallah langkah gentel, mantapdan semangat Abu Dujanah inilah yang membuat saya lebih dari sekedar bilang wow sambil menulis blog (hehehehe).... Lalu bagaimanakah dengan Hamzah bin Abdul Muthalib dia adalah paman nabi kegemarannya memanah dia memiliki pendirian yang kuat, dia sangat menyayangi Rasulullah sampai-sampai saat mengetahui bahwa Rasulullah disakiti oleh Abu Jahal,, amarahnya langsung meningkat dan mendatangi Abu jahal serta melepaskan busur panah dan menghantamkan pada Abu Jahal berkali-kali hingga berdarah... Pada saat perang uhud, dia bertempur bagaikan singa yang sedang mengamuk, menyusup ke tengah barisan pasukan musyrikin tanpa rasa takut. hingga akhirnya meninggal dibunuh oleh seorang budak yaitu Wahsy bin Harb. Wahsy bin Harb sendiri mengaku bahwa tujuannya membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib karena ingin dia dimerdekakan seperti janji Jubair bin Muth'im. Bukan hanya sampai disitu,, yang paling menyayat hati adalah kekejian orang Quraisy terhadapa jasad para orang-orang muslim. Kedendaman Hindun binti Utbah kepada Hamzah bin Abdul Muthalib menyebabkan dia tega memotong telinga dan hidung hamzah lalu menjadikannya gelang kaki dan kalung sedangkan jantung hamzah juga diambil untuk dimakan,, namun karena tidak dapat mengunyahnya maka dia muntahkan lagi.... benar-benar keji... Karena cintanya Rasul kepada pamannya itu setiap jasad orang muslim yang akan disholatkan secara satu persatu (bergilir), jasad hamzah disandingkan (tetap ditempat semula) sehingga beliau mensholatkannya sampai 70 kali.... Subhanallah begitu semangat salah dua dari sahabat Rasul baik untuk ketegakknya panji Islam dan juga untuk melindungi Rasulullah dari orang-orang musyrikin.... Subhanallah semoga Allah merahmati mereka... dan semoga kita bisa dipertemukan dengan para syuhada yang tangguh itu diakhirat kelak amin.... Bukan perangnya yang diambil hikmah,, tapi semangatnya... ingat semangatnya... jadi gak ada kata malas untuk berdakwah until end.... berdakwah disini dimaknai dengan rajin menuntut ilmu baik agama maupun ilmu eksak dan sosial,,, menyebarkan ilmu dan keahlian yang kita punya... Ingat ketika pintar dunia akan mampu kita kuasai,, ketika kita berilmu maka melakukan sesuatu pasti tahu arahnya dan target yang dituju sehingga serasa lebih ikhlas dan memuaskan,, dan ketika kita mampu menguasainya maka akan menjadi pondasi pemikiran kita sehingga tak mudah dimasuki oleh pemikiran sesat, menjerumuskan bin salah arah.... So... tunggu apa lagi mari semangat berilmu dan menyebar ilmu serta keahlian kita,,, seperti semangat si merah dan si singa!!!! ALLAHU AKBAR ^^ Sumber : Sirah Nabawiyah (Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah khoir atas kritik dan sarannya... ^^