Motisakti

Motisakti

Senin, 03 September 2012

Nyam..Nyam..Enak.. Ups Bergizikah, Amankah??

Afwan judulnya agak geje, yang penting isinya gak geje... ^_^
Maksudnya mau ngobrolin tentang makanan nich.... Bagi yang suka maupun gak suka makan ayo nimbrung,, dibaca terus nggih...
kalau ngobrol tentang makanan pasti langsung bercabang-cabang (ayo ngaku) pasti ada yang bayangin ayam goreng, tahu goreng, cemilan (kripik-kripik), atau anak kost lebih ramah dengan makanan penyetan ataupun nasi kucing... tafadhol deh sesukanya, wong tinggal bayangin kok... Ehm,, bagi pengemar ngemil maupun jajan makanan, nah perlu nich lebih pilih-pilih dan kritis... Karena ternyata salah satu sumber penyakit berasal dari makanan atau istilah kerennya food borne diseases. Loh kok?  Makanan memang mempunyai fungsi beragam, sebagai....
1. sumber energi untuk aktivitas (berasal dari makanan sumber karbohidrat, contohnya : nasi, mie, roti, jagung, dll)
2. sumber zat pembangun untuk pertumbuhan dan perkembangan (berasal dari makanan sumber protein baik hewani maupun nabati, contoh tempe, tahu, ayam, ikan, dll)
3. sumber zat pengatur untuk keseimbangan tubuh (berasal dari sayuran dan buah2an)
Yap, manfaat makanan memang sangat vital bagi tubuh, namun jika pengolahan dan pendistribusian salah bisa berakibat rusaknya zat gizi dan munculnya mikrobia maupun adanya zat-zat kimia (misal akibat polusi udara, timbal (PB).
Berikut saya jabarkan penanganan dalam pengolahan atau penyajian makanan
1. Potong, cuci, masak
Ini nich kesalahan awal persiapan bahan makanan (terutama sayuran), yaitu dipotong dulu baru dicuci. Hal ini bikin zat gizi berkurang dalam bahan makanan yang akan kita makan berkurang karena gizi dalam sayuran akan larutan dalam air.
solusinya : sayuran seperti wortel dikupas dulu kulitnya lalu dicuci bersih kemudian baru dipotong, untuk sayuran seperti kankung, bayam dibiarkan dalam bentuk utuh berbatang dicuci sampai bersih, kotoran seperti tanah yang melekat dicuci bersih kemudian baru dipetik.
Untuk pemasakannya, misal direbus maka air direbus dalam waktu -/+ 2 menit (agak mendidih) kemudian baru dimasukkan sayuran, masak jangan terlalu matang atau lodrok (akan menyebabkan zat gizi berkurang).
2. Memasukkan bahan makanan dalam lemari es
Terutama untuk bahan makanan seperti daging. Biasanya kita sering mengawetkannya dalam lemari es, jika daging yang kita awetkan dalam jumlah banyak alangkah baiknya kita bagi dalam plastik yang berbeda dengan berat daging yang sama (misal kita membeli daging 1 kg, yang biasa kita masak 0,5 kg, sebelum dimasukkan lemari es kita bagi  daging 0,5 kg dan masukkan kedalam plastik yang berbeda). Tujuannya: saat dimasukkan dalam lemari es, mikroba daging dalam keadaan dorman (tidur) sehingga ketika kita mengawetkan daging misal seberat 1 kg, lalu daging itu akan kita masak, otomatis kita mengeluarkan semua daging sehingga daging dalam keadaan thawing (mengembalikan bahan baku ataupun produk dari yang semula berbentuk fase padat menjadi fase cair) saat itulah mikroba yang dorman kembali bangun (istilahnya), sehingga sebagian daging yang tidak dimasak dan dimasukkan ke dalam lemari es akan rusak karena perkembangan mikroba.
3. Waktu memasukkan garam
Kalau memasak sering kali kita memasukkan garam diawal masakan, pokoknya yang terpenting bagi kita keenakan, kegurihan masakan. Ternyata dalam garam itu terdapat kandungan iodium, yang memproduksi tiroksin yang penting untuk pertumbuhan (kalau ingin tahu lebih lanjut saya rekomendasikan buka blog ini http://henidar.blogdetik.com/2011/08/21/fungsi-yodium/ ). Karena fungsi garam bukan hanya untuk pencipta kegurihan atau disebut umami, namun juga mempunyai fungsi penting lain salah satunya untuk pertumbuhan dan kecerdasan, maka jangan sampai salah dalam pengolahannya. Garam ditambahkan saat masakan sudah hampir matang, karena kandungan iodium ini dapat menguap karena pemanasan.
4. Beralas kertas koran berbungkus plastik
Yang satu ini saya yakin nich sebagian orang udah pada tahu.... iya biasanya kalau ngoreng dirumah atau jajan gorengan alas buat tahu goreng, tempe goreng dkk biasanya kan koran,, alasannya simpel buat nyerap minyak... hem,, tahu gak ikhwah fillah koran itu kan banyak tulisan, nah tulisan itu kan dari tinta, kandungan tinta sendiri adalah timbal. Penimbunan timbal jangka panjang akan menyebabkan kerusakan jaringan saraf, fungsi ginjal, hipertensi, anemia, gangguan reproduksi, kanker. Pada wanita hamil sendiri, timbunan timbal dalam tulang akan masuk dalam janin. Ini akan menyebabkan keguguran dan penurunan tingkat kecerdasan pada anak balita.
Sama dengan koran plastik kersek berwarna hitam pun mengandung timbal yang berbahaya bagi kesehatan.
Solusi : ganti kertas koran dengan kertas minyak dan plastik kresek warna hitam dengan plastik warna putih.
5. Pemakaian minyak
Minyak yang kita gunakan untuk menggoreng sering bersisa sehingga sering kita simpan untuk menggoreng bahan makanan lain. Minyak ini sering kita sebut minyak bekas atau jelantah. Nah minyak bekas yang digunakan berulang kali ini berbahaya karena senyawa-senyawa penyusun minyak mengalami perubahan fisik dan kimia, seiring bertambahnya suhu bahkan pemanasan dapat menyebabkan rantai-rantai asam lemak putus menjadi radikal-radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh, salah satunya menyebabkan kanker.
Untuk solusinya gunakan minyak goreng hanya sampai 3 kali.

Dari 5 point tadi, yuk kita ubah cara pengolahan makan kita! Tentunya jangan lupa cuci tangan dengan sabun sebelum makan, bersihkan alat makan maupun masak kita jangan sampai bersisa sedikit endapan makanan karena itu menjadi tempat tumbuhnya mikroba/bakteri. 
Langkah kecil untuk sehat... makanan adalah kebutuhan kita untuk bisa melangsungkan hidup dan lebih bergairah dalam bekerja, mari mengupayakan keamanan dan meminimalisir hilangnya zat gizi dalam makanan kita,, 
mulai sekarang dari diri sendiri, untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain..^^
Sehat itu penting,, lebih baik mencegah daripada mengobati ^^
Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jazakumullah khoir atas kritik dan sarannya... ^^