Gemuruh hujan
lebat menguyur kampung ini. Malam ini aku masih disini, di sebuah rumah warga
desa Hargotirto. Kulihat sebelah kanan kiriku, teman-teman PKLku pulas sekali
tidurnya, sungguh aku masih merasa tidak bisa memejamkan mata. Hati ini begitu
tidak tenang, apakah ini karena semakin jauh dari cintaNya. Ya Rabb.
Ataukah karena titisan rindu
untuk seseorang yang nampaknya terpatri di lubuk hatiku, hingga diriku segusar ini.
Aku tidak nafsu melakukan apapun. Bahkan tugas akhir yang harusnya ku baca
ulang, baru menjadi agenda yang belum terlaksana. Rabb tolong hambaMu. Tidak
kuasa menahan rasa ini. Hingga susah membedakan antara nafsu sesaat, keinginan,
atau sebuah niat tulus untuk menggapai ridhoMu.
Ku sadar betul
banyak yang singgah dihati ini, namun belum satupun yang mengutarakan atau
menyodorkan proposal diri. Mencoba bersabar, meski entah kenapa semakin hari
rasa ini semakin kuat. Tapi aku sadar betul bahwa diri ini harus bisa
mengendalikan alam bawah sadar maupun alam sadar agar tidak terseret jauh akan
tindakan gegabah untuk melakukan hal konyol yang pernah dilakukan 1 bulan
silam.
Rabbi jika
memang sudah saatnya rasa ini ada dan memang sudah dekat waktunya bertemu
dengan dia. Maka sabarkanlah hati ini menantinya, tenangkanlah hati dan
pikiranku Rabb. Dan percepatlah kehadirannya, agar gusar yang mengusik ini
cepat padam. Amin.