Motisakti

Motisakti

Rabu, 20 November 2013

Percayalah ....

Aku berdiri di tengah halaman rumah, ku pandangi mega senja yang masih mendung. Rabb perasaan ini ternyata memang agak kacau, ada yang tidak beres dari sudut hatiku!
Inikah was-was yang ditiupkan setan dalam lubuk hatiku?
Inikah pendar-pendar tumpukan rasa yang kutahan?
Mataku sudah berkaca-kaca, aku tahu dari tadi air mata ini sudah berdesakan ingin keluar dari kelopak mata, tapi entah beku kembali...
Hufftt... kembali ku pandangi mega mendung, apakah selalu mega ini mendung pra dan pasca hujan, tapi tunggu! bukankah Rabbmu selalu menawarkan pelangi ditiap kesempatan itu?
Bukankah kau juga pernah menyaksikan keajaiban keindahan barisan warna itu?
Bukankah itu nyata, bukan hanya penentram hati, bukan hanya kabar burung?
Sungguh tak pernah sekali pun Rabbmu ingkar janji!
Sungguh tak pernah sekali pun Rabbmu menyesatkanmu!
Sudahlah percayalah dia tahu yang terbaik untukmu....
Ikhlas dan bersabarlah dengan titahNya...
Ikhlas dan bersabarlah menjalani tiap tahapan untuk pantas mendapatkan sang pelangi... ^^

Sungguh sabar itu susah, tapi masih bisa diusahakan kan?
Sungguh ikhlas itu rumit hanya Allah yang tahu tingkat ke ikhlasan kita, tapi bisa kan kita berusaha ikhlas dengan takaran yang ada sesuai Al-Qur'an dan sunah RasulNya?

Sudahlah percayalah Dia... percayalah Dia!!!



Rabu, 06 November 2013

Baiti jannati ^^

Subhanallah.... slogan yang indah ikhwah fillah!
Baiti jannati.... rumahku surgaku!
Untuk mewujudkan baiti jannati, maka sejak awal kita harus siap dengan prinsip membangun rumah tangga islami...
Bagimanakah rumah tangga islami itu, sedikit saya cuplik dari buku Pernak-pernik Rumah Tangga Islami karya Cahyadi Takariawan...
Rumah tangga islami adalah sebuah rumah tangga yang didirikan di atas landasan ibadah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, karena kecintaan mereka kepada Allah SWT.
Rumah tangga islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat sakinah, mawadah, dan rahmah (perasaan tenang, cinta, dan kasih sayang). Perasaan ini senantiasa melingkupi suasana rumah setiap harinya.

Konsekuensi-konsekuensi rumah tangga islami
1.        Didirikan di atas landasan ibadah
Meluruskan niat sejak awal proses mencari jodoh, memilih jodoh, tentunya visi misi menikah, aqad nikah sampai walimah tetap dalam rangka ibadah dan jauh dari kemaksiatan. Mereka menempuh bahtera kehidupan yang dibangun dalam suasana ta'abudiyah (peribadatan) yang  jauh dari dominasi hawa nafsu.

2.        Terjadi internalisasi nilai-nilai islam secara kaffah
QS. Al-Baqarah : 208 (monggo buka Al- Qur'annya ^^)
Rumah tangga islami menyediakan sarana-sarana tarbiyah islamiyah yang memadai, agar proses belajar, menyerap nilai dan ilmu, sampai akhirnya aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dapat terwujud.
3.        Terdapat qudwah yang nyata
Qudwah (keteladan) ini harus dimulai dari contoh nyata dan terdekat yaitu, orang tua, sebagai madrasah awal untuk anaknya, maka orang tua harus mampu mencontohkan keteladan yang ahsan kepada anaknya. (QS. Ash-Shaf : 3-4)
4.        Penempatan masing-masing anggota keluarga harus sesuai syariat
Perlu kesadaran akan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan sehingga dapat terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga.
5.        Terbiasa tolong menolong dalam menegakkan adab-adab islam
Melakukan kebaikan sangatlah banyak godaannya, jika kita dapat menempatkan diri secara tepat, insya Allah ta'awun (saling tolong-menolong) dapat dilaksanakan dengan baik. (QS. Al-Maidah : 2)
6.        Rumah tangga harus kondusif bagi terlaksananya peraturan islam
Rumah adalah hal pokok dalam kehidupan kita, maka harus kita perhatikan dari segi pembangunannya, sekat-sekat dalam tiap ruangan, jarak 1 rumah dengan rumah lain, agar terminimalisir dari problema atau penyakit sosial.
7.        Tercukupinya kebutuhan materi secara wajar
Kita tak boleh menafikkan akan ke-urgent-an uang dalam mengatasi masalah rumah tangga, seperti diperlukannya uang untuk biaya pendidikan anak. 
8.        Menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat islam
Kita harus memperhatikan barang-barang seperti perabotan, hiasan, aksesori rumah tangga yang tidak sesuai dengan syari'ah. Maksudnya barang-barang tersebut memang indah, tapi terkesan melenakan dan dikhawatirkan akan melupakan kita dari mengingat Allah. Contohnya, kita punya modem, maka sebaiknya digunakan dengan batas-batas tertentu yang lebih bermanfaat sehingga waktu yang hilang untuk berselancar pun penuh berkah dariNya. (QS. At- Tahrim : 6)
9.        Berperan dalam pembinaan masyarakat
Diperlukan sebuah upaya ishlahul mujtama' (pembinaan masyarakat) di sekitarnya menuju pemahaman yang benar tentang nilai-nilai islam yang shahih, untuk kemudian bersama-sama membina diri dan keluarga sesuai dengan arahan islam. (QS. An-Nahl : 125)
10.    Terbentengi dari pengaruh lingkungan yang buruk
Lingkungan tempat tinggal dan kondisi masyarakat berbeda-beda, tingkat pendidikan, dan pengaruh agama dalam kehiduapan tiap rumah tangga berbeda-beda, maka kita harus melakukan penyelamatan internal, agar tak larut dan hanyut dalam suasana jahiliyah atau yang bertentangan dengan prinsip pembangunan rumah tangga islami dari masyarakat di sekitarnya. (QS. Hud : 112-113).

Sedikit cuplikan dari buku Pernak-pernik Rumah Tangga Islami karya Cahyadi Takariawan, semoga bermanfaat...^^


Semoga kita bisa membangun rumah tangga islami full barokah.... aamiin ya Rabb.
Baiti jannnati ^^

Selasa, 05 November 2013

Karena kita tak sempurna.... ^^

Kadang kita menuntut orang untuk menjadi ini, menjadi itu, memprotes perilaku yang tak sesuai dengan diri kita (baca: kemauan kita), iya kadang kita suka menghakimi atas kelaukuan, tutur kata orang.

Hello??? Kita itu siapa, kita sudah seperti Allah yang Maha Sempurna? Sadarlah kita tak sebanding denganNya? Cobalah mengaca, jangan hanya mengaca pada cermin saja tapi mengacalah pada orang lain, kalau perlu mintalah musuhmu/ lawanmu/ orang yang suka sinis denganmu untuk angkat bicara tentang siapa dirimu (karena mereka lebih jujur dalam mengomentarimu).

Nah, barulah kita bisa bilang.... "oh", "hem", atau justru speakless karena kita lebih buruk dari yang orang yang sering kita komentari.
Mata hati kita kadang tertutup dengan segala sifat sempurna yang kita idamkan, padahal kalau ditelusuri lebih lanjut itu pertanda bahwa kita belum mencapai sifat sempurna yang kita idamkan, maka kita sering menuntut orang untuk menjadi sesempurna itu, karena kita belum bisa.

Mari kita renungkan. Benarkah?

Cobalah berlapang dada bahwa setiap orang punya kekurangan termasuk diri kita, tugas kita adalah terus berusaha berbenah dan pantang menyerah dalam pembenahan ini, saling menyapa, saling mengingatkan, instropeksi diri untuk mendekati kesempurnaan itu (Baca : sifat dan tutur kata yang ahsan), insya Allah ^^

"Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas, apabila melihat dirinya serba cukup. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali (mu)."
QS. Al - 'Alaq: 6-8

Karena kita tak sempurna.... ^^

Minggu, 03 November 2013

Wejangan Senja

Senja, 1 November 2013

Jum'at mubarok...!
Senja membawaku menyapa setiap wajah penuh semangat..
Senja itu mereka nampak berseri
Bahkan baju mereka pun mewakili bara hati...
Bara rindu, bara cinta, bara semangat...
Senyum, tawa, lesu, sedih, semua menjadi saksi kisah senja...
Hingga tiap pintu yang terketuk membuka "wejangan senja"...
"Wejangan senja" yang mengepul kelangit bawakan asap asa...
Akan mimpi, cinta, doa...
Kepulan asap itu tak menguap dilangit tapi melingkarkan bekal menghantarkanku menuju kota ini....

# jazakumullah khoir atas kebaikan sahabat-sahabatku membekaliku dengan doa tulus kalian... sungguh ini lebih bermakna dari uang saku.