Motisakti

Motisakti

Rabu, 20 Maret 2013

TKTP (Tinggi Kasih sayang Tinggi Perhatian)

Kalau di ilmu gizi TKTP itu singkatan dari Tinggi Karbohidrat Tinggi  Protein sekarang ijinkan saya ganti ya jadi Tinggi Kasih sayang Tinggi Perhatian.... hehehe

Pernah mengurusi kakek nenek yang sakit,, atau paling dekat dengan kita saja lah,, pernah mengurusi Orang tua yang sakit... jujur saya pernah. kalau kalia... yang sudah pernah silahkan ngacung hehehe...

Bagaimana rasanya? capek atau malah risik mendengar keluh kesahnya? atau malah males dengan semua perintahnya yang inilah itulah?? # jujur ini bukan curhat loh ya,, saya lagi ALis (Asal tuLis) ^^

Iya meskipun bukan berniat curhat, tapi saya akui ketika ortu sakit memang tenaga dan hati sedikit berbeda. Kadang saat kita mau tidur, baru mau merebahkan tubuh, eh beliau teriak minta ini itu...

Kadang saat kita mau membaca, eh datang lagi panggilan ini itu.....

Capek ya? Kesel? Jengkel? Dongkol?
Saya yakin, afwan bukan men-judment, tapi saya yakin pasti dalam hati pembaca ada yang berteriak keras TENTU/PASTI

Wajar kok...
Tahu kah kalian orang yang sakit ketika dia mengeluh dengan suara keras misal bilang "DUH GUSTI"... "ASTAGFIRULLAH"... percayakah kalian saat itu psikologisnya alias kondisi batinnya sedang ingin diperhatikan, ingin dirawat, ingin ditanya, atau paling enggak ingin ditunggu....
Sama dengan saat kita sedang ada masalah, langsung update status di wall, intinya curhat, nanti banyak comment langsung membung hati, kalau gak ada comment cuma mringis,, hehehe
Sebenarnya kondisi hati sudah tidak terlalu parah tapi ingin saja mengutaran, ingin dapat dukungan moril penguat hati, dll
Ya, sama kan berarti memang saat sedih-sakit-galau memang masa dimana kita butuh Tinggi Kasih sayang Tinggi Perhatian istilahnya TKTP

Sekarang saya akan mengajak teman-teman semua untuk kembali ke ingatan masa lalu saat kita masih kecil...
Apa yang kita lakukan pada ortu kita, Kita pun juga butuh TKTP dari ortu dan sungguh merepotkan.....
saat ibu kecapekan dan terlelap tidur tiba-tiba kita nangis, ternyata buang air kecil, ibu ganti popok.
selesai ganti popok kita kembali terdiam, ibu pun bisa tidur,
saat beberapa menit tidur, kita nangis lagi, giliran ayah terbangun, ternyata digigit nyamuk terpaksa ayah meninabobokan kita, mengendong kita hingga benar-benar tertidur pulas.
Jam 2 malam kita menangis lagi, ternyata lapar....

Begitu terus dan itu bukan hanya berlangsung saat kita bayi-sedewasa inipun kita sering menyusahkan, minta dibelikan HP model terbaru, minta dibelikan laptop, minta motor, minta ini itu....
Dan saat kita sakit-rewel-berada didalam kamr tak mau keluar- bertapa orang tua sangat berperan dalam memberikan TKTP, tanpa kita kode/pinta.....
luuaar biasa... bayangkan betapa sabarnya ortu kita dalam menghadapi kita.....

Nah sekarang saya balik ya....

Kini roda kehidupan telah berputar, ortu kita tidak sekuat dulu, sakit, lemah, dan membutuhkan perawatan.... siapa yang mau merawatnya? pembantu kita-perawat yang dibayar dengan gaji tinggi-atau parahnya lagi dirawat oleh pegawai Panti Tuna Wreda.... semoga kita tidak sampai setega itu (aamiin)

Coba saya balik tanya... saat kita bayi, siapa yang menganti popok? siapa yang menyusui? siapa yang meninabobokan saat kita rewel tiada henti? siapa yang menyuapi kita? siapa yang membantu kita berjalan? siapa yang membelikan sepeda roda tiga? siapa yang mengajari mengayuh sepeda?
Saya yakin hati kecil kalian akan berkata ayah bunda - papa mama - romo biyung - umi abi.....

Apakah kita masih mau berkata capek mengurus mereka sedangkan belasan tahun-puluhan tahun kita diurus mereka, dan mereka tak pernah protes, bahkan tidak meminta imbal balik, adakah orang tua yang meminta gaji pertama anaknya? saya rasa tidak ada, justru kita sendiri dengan penuh cinta bakti memberikan kepada mereka...

Maka datangilah mereka, uruslah semampumu,,, mereka butuh Tinggi Kasih sayang Tinggi Perhatian darimu-anaknya kandung-yang didik-disekolahkan-didoakan-dirawat....

Lihat mereka penuh kasih, sabarlah mengurus, karena _Murka Allah adalah murka mereka, Ridho Allah adalah Ridho mereka_

so TKTP lah pada ayah ibumu....
Birul walidain^^

Rabu, 13 Maret 2013

BaPia (Balon imPian)


            Pernahkah teman-teman mendengar tentang balon impian? Dulu pas tahun baru disebuah stasiun swasta menanyangkan mengenai berita luar negeri, nah di negeri X (afwan lupa nama negerinya) mengadakan suatu kegiatan yang meliputi semua warga negaranya, baik muda maupun tua untuk menuliskan impian atau cita-cita mereka ditahun 2013 pada sebuah lampion putih (ups bukan balon ya hehehe yang penting bentuknya bulat kayak balon). Nantinya pada saat pergantian tahun lampion itu dilepas serentak dilautan dan disaksikan bersama-sama seluruh warga...
            Wah...wah...wah menurut saya inspiratif juga, dengan menuliskan impian kita bersama-sama, otomatis kobaran semangat tiap individu akan mengalir deras membanjiri perasaan dan kekuatan tulisan impiannya. Sehingga hati, pikiran, jiwa pun serasa punya suplemen ajaib peningkat semangat mencapai impian. ^_^
            Ya kisah tentang balon impian (kali ini beneran balon loh ^^v) itupun ada pada kelas inspirasi milik teman-teman Indonesia Mengajar. Dimana tiap muridnya disuruh untuk menulis impian atau cita-cita pada sebuah balon.
            Bahkan dulu saat PPS alias program pengenalan study, kampus saya pun mengawalinya dengan menerbangkan balon impian. Jadi beberapa balon diikat dan ada tulisan tentang impian kampus saya.
            Tahukah teman? Ini hanya sebuah kegiatan simpel, murah, mudah... namun rasa yang tertoreh di hati hemmmm, jangan ditanyakan lllluuuuaaarrrr bbbiiiiaasaa. Kenapa? Why?
1. Ya karena ketika kita menulis, mengeluarkan luapan perasaan lewat tulisan maka diotak/pikiran akan terasa lega, ringan, hal ini kiranya mirip dengan saat kita curhat dengan teman kita (terasa lega bukan saat berbagi rasa hati).
2. Bukankah sesuatu yang dilakukan secara berjamaah lebih menyenangkan dan lebih bersemangat serta lebih terasa manfaatnya daripada sendirian. Contoh konkretnya solat, ketika kita solat berjamaah dimasjid terasa semangatnya, banyak bertemu teman, nambah kenalan, merasakan nikmatnya khusyuk bersama, insyaAllah dapat pahala 27 derajat pula.
            Maka dari itu balon impian adalah salah satu alternatif penyaluran perasaan kita akan keinginan/impian/cita-cita kita kedepannya.. Yuk bikin balon impian dan jangan takut kalau 1 impianmu belum tercapai bukan berarti balon impianmu melutus,, tenang masih ada impian-impianmu yang lain yang terbang bersama balon impianmu. Yuk gapai, jangan cuman dilihatin saja balonnya... tapi digapai, pegang erat, terbanglah bersamanya, dan gapailah impianmu hingga puncak tertinggi.....
            Ya! Aku, Kau, Kita bisa!!! Semangat ^^ Keep hamasah ^^V